Senin, 15 Desember 2008

OLEIN- Tertekan dipicu melemahnya harga CPO Dunia


Harga olein mengalami tekanan setelah dalam 2 hari mengalami peningkatan dipicu oleh tingginya stok yang tersedia yang menyebabkan harga CPO di Malaysia mengalami penurunan ditengah informasi membaiknya data ekspor dan melemahnya Rupiah. Pelaku pasar nampaknya mengabaikan data ekspor tersebut dan focus pada data stok.

Olein futures pada perdagangan kemarin di BBJ ditutup melemah hingga lebih dari 3%.Kontrak Januari 2009 ditutup melemah Rp.215/kg atau 3.50% menjadi Rp.5.925/kg, kontrak Februari melemah Rp.200/kg atau 3.27% menjadi Rp.5.910/kg dan kontrak Maret melemah Rp.120/kg atau 1.99% menjadi Rp.5.925/kg. Sementara itu harga spot CPO di medan dijual pada harga Rp.5.236/kg dan harga forward Desember di Rotterdam pada $487.50/ton.

Pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah olein dalam 2 hari perdagangan mengalami kenaikan diperkuat dengan penurunan harga yang terjadi pada CPO di bursa Malaysia. Melemahnya rupiah hanya menahan sedikit laju penurunan harga.

Pada perdagangan kemarin, Rupiah melemah 1.3% menjadi Rp.11.200.Rupiah sempat dalam posisi terendah Rp.13.150 pada 21 Nov, yang merupakan paling lemah sejak Agustus 1998. Melemahnya rupiah dipicu tingginya kebutuhan terhadap Dollar menjelang tutup tahun.

Di bursa Malaysia, harga CPO futures ditutup melemah karena rendahnya dukungan di pasar. Pada pembukaan perdagangan harga sempat meningkat dipicu peningkatan di harga minyak mentah, akan tetapi gagal melanjutkan momentumnya karena investor memilih untuk mengabaikan data ekspor 1- 15 Desember yang di release kemarin.

Menurut data Intertek Testing Servic, ekspor minyak sawit selama 1-15 Des meningkat 39.3% menjadi 868.629 ton dari sebelumnya 623.530 ton pada periode yang sama. Laporan lain dari Societe Generale de Surveillance menyatakan jumlah ekspor pada periode tersebut melejit lebih dari 30% menjadi 895.693 ton dari sebelumnya 649,079

Harga CPO futures kontrak Desember 2008 meningkat RM16 menjadi RM1,580 per ton, sementara kontrak Januari 2009 tergelincir RM9 menjadi RM1,580 per ton. Acuan Februari 2009 turun tipis RM5 menjadi RM1,576 per ton, sementara kontrak Maret 2009 turun RM10 menjadi RM1,580 per ton.

Turnover perdagangan turun tajam menjadi 6,891 lot dari sebelumnya 10,242 lot, sementara open interest turun menjadi 86,383 kontrak dari sebelumnya 88.798 kontrak.Di pasar fisik ,pengiriman Desember untuk wilayah Selatan tanpa perubahan pada RM1,600 per ton.

Sementara itu India- buyer terbesar di dunia setelah Cina- mengimpor 49% lebih banyak minyak goring pada bulan lalu dikarenakan menurunnya harga dan peningkatan permintaan. India tidak melakukan impor minyak kedelai pada bulan lalu dipicu pengenaan pajak sebesar 20% untuk melindungi kepentingan penanam dalam negeri. India selama ini mengimpor minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia dan minyak kedelai dari Argentina dan Brazil.

Harga minyak sawit, sampai saat ini sudah tergerus 64% dari rekor 4,486 ringgit ($1,263) per ton dipicu tingginya stok di Indonesia dan Malaysia yang mencapai rekor dan penurunan permintaan.

Tidak ada komentar: