Kamis, 30 Oktober 2008

ENERGI – Minyak jatuh akibat kontraksi ekonomi


Harga minyak mentah (30/10) mengalami penurunan karena kontraksi ekonomi yang melanda US berpotensi mengurangi permintaan energy di US sebagai konsumen terbesar di dunia. Minyak menurun setelah Departemen Perdagangan US mengumumkan penurunan GDP sebesar 0.3% dalam kuarter ketiga. Penurunan juga didukung informasi UBS AG yang memotong perkiraan untuk harga minyak pada tahun depan sebesar 43% menjadi $60 per barel dari sebelumnya $105 per barel, karena pelambatan ekonomi yang berpeluang mengurangi permintaan.

Harga minyak mentah kontrak Desember ditutup melemah $1.54 atau 2.3% menjadi $65.96 per barel pada pukul 2:42 pm di Nymex. Harga futures menyentuh $70.60 yang merupakan harga tertinggi sejak 22 Oktober. Minyak sudah jatuh 55% sejak harga tertinggi $147.27 di 11 Juli, dan turun 27% dari tahun lalu.

Minyak melejit lebih dari $4 kemarin, yang merupakan terbesar pada bulan ini setelah US dan China, 2 konsumen terbesar energy, memotong suku bunganya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Harga juga melejit dipicu melemahnya dollar terhadap 6 mata uang utama dunia sebagai partner dagang US sejak 1998.

Angka GDP mengingatkan bahwa ekonomi dan permintaan energy tidak akan recover dalam waktu dekat. Setelah perdagangan kemarin, rally lebih di fokuskan pada kembalinya ketakutan mengenai memburuknya permintaan.

Permintaan bahan bakar US selama 4 minggu lalu rata-rata mencapai 18.9 juta barel perhari, turun 7.8% dari tahun lalu, dampaknya belum terasa penuh di pasar dan biasanya mengalami lag 6 bulan. Pasar sekarang menunggu untuk melihat dampak seluruhnya dari jatuhnya pendapatan.

Departemen Energi US menyatakan bahwa underground supply untuk gas alam mengalami peningkatan 46 bcf pada minggu lalu menjadi 3.393 tcf, lebih sedikit dari angka perkiraan. Supply sekarang turun 3% dari tahun lalu dan naik 3% dari rata-rata selama 5 tahun. Harga gas alam ditutup melemah 34.7cent menjadi $6.431 per mbtu.

Sementara itu BP Migas melaporkan, out put minyak mentah dari Indonesia – produsen terbesar di Asia- mengalami penurunan 1.24% pada bulan Oktober dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan curah hujan menghalangi proses produksi. Produksi bulan ini mengalami penurunan menjadi 851.435 barel perhari dari sebelumnya 862.200 barel perhari di bulan September. Out put kondensat mengalami penurunan 0.7% menjadi 121.141 barel perhari dibandingkan bulan lalu. (Asy/Bpti)

GULA- Ditutup melemah dipicu penurunan ekonomi US


Harga gula pada mengalami penurunan dipicu penurunan ekonomi US lebih besar dari perkiraan semula. Dollar menguat 1% terhadap euro setelah Departemen Perdagangan menyatakan bahwa GDP Amerika mengalami penurunan 0.3% dalam kuarter ketiga ini, lebih kecil dibandingkan angka 0.5% yang merupakan perkiraan 75 analis sebagai hasil survey Bloomberg. Kondisi ini menekan harga gula akibat tekanan biaya yang lebih tinggi pada eksportir yang menggunakan dollar. Reaksi dollar terhdap angka GDP lebih baik dari perkiraan para analis.

Gula jenis raw untuk bulan Maret ditutup jatuh 0.24cent atau 2% menjadi 11.85 cent per pound di ICE. Harga sempat melejit hingga 12.35cent, yang merupakan level tertinggi untuk kontrak aktif sejak 6 Oktober, dan kemudian turun setelah adanya laporan GDP. Gula merupakan top performer pada tahun ini pada CRB Index yang menampung 19 raw material, yang sudah mengalami penurunan 2.9% hari ini.

Harga gula kemungkinan akan terus menurun karena penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi global dan krisis kredit yang menghalangi pembeli untuk memperoleh kredit. Saat ini pembeli hanya membeli sesuai dengan kebutuhan dan membuat harga gula tertekan.

Rabu, 29 Oktober 2008

MINYAK SAWIT – Ditutup melemah setelah Indonesia menurunkan pajak ekspor



CPO futures Malaysia ditutup melemah pada perdagangan kemarin, ditengah kekhawatiran pembeli akan mencari minyak sawit Indonesia setelah Jakarta menurunkan pajak ekspornya menjadi 0%. Penurunan pajak ekpor merupakan paket kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan pada pasar keuangan.

Para trader di Malaysia memperkirakan, akan banyak Negara importer, terutama yang memiliki kapasitas pengilangan seperti India akan mengimpor minyak sawit dari Indonesia.

Kontrak minyak sawit Januari di MDEX ditutup menurun RM24 atau 1.64% menjadi RM 1,435 (US401) per ton. Pada perdagangan selasa, kontrak cpo sempat turun menjadi RM 1,331 per ton, yang merupakan level terendah sejak pertengahan Agustus 2005. Sementara kontrak bulan yang lain diperdagangan turun antara RM13 dan RM63, dengan volume keseluruhan mencapai 11,970 ton.

Pemerintah Malaysia menyatakan, walaupun Indonesia sudah menurunkan pajak untuk cpo tidak akan merugikan cpo Malaysia ataupun harga, dikarenakan pasarnya berbeda dan strategi marketingnya juga berbeda. Ekpsor Malaysia tidak seperti Indonesia, eskportnya kebanyakan minyak sawit yang sudah diproses dibandingkan CPO.

Pemerintah Indonesia sudah menurunkan pajak ekspornya dari 7.5% di bulan Oktober menjadi 0%. Indonesia merupakan produser terbesar minyak sawit- yang dipergunakan untuk jangkauan yang luas produknya dari sabun hingga biodiesel – yang diperkirakan memproduksi 18.6 juta ton cpo pada tahun ini, naik dibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 17.2 juta ton.

Gapki menargetkan ekspor CPO 2008 ini mencapai 14 juta metrik ton dari produksi tahun 2008 sebanyak 18,8 juta metrik ton. Sisanya, sebanyak 4,8 juta metrik ton diserap pasar dalam negeri. Ekspor pada 2007 tercatat sekitar 12,6 juta metrik ton. Ekspor CPO terutama ditunjukan ke Belanda, India, Jerman, Italia, Spanyol, dan Cina.Data Gapki per akhir Juli 2008 menyebutkan, ekspor CPO baru mencapai 8 juta metrik ton.Harga tender CPO Rp 4.100 per kg, harga CPO yang ideal adalah sekitar Rp5.500 per kg.

Selasa, 28 Oktober 2008

Jagung meningkat setelah adanya perkiraan USDA


Harga jagung mengalami peningkatan setelah USDA menyampaikan perkiraan bahwa produksi jagung akan mengalami penurunan, dimana hanya 39% ladang jagung dapat di dipanen, turun dari rata-rata lima tahun sebesar 66%, hal ini disebabkan kesalahan dalam estimasi luas lahan.

Panen jagung US merupakan yang terbesar di dunia, yang mencapai 12.033 miliar bushel, 1.4% lebih sedikit dibandingkan estimasi pada 10 Oktober. USDA memotong estimasi luas lahan yang dipanen sebesar 1.3% dan menyatakan bahwa inventory pada 31 Agustus mencapai 1.088 miliar bushe, turun 5.7% dari perkiraan sebelumnya 1.154 miliar. Harga jagung sudah mencapai posisi terendah sejak 1 tahun kemarin, dan sudah turun 48% sejak akhir Juni.

Harga jagung kontrak Desember ditutup meningkat 5.5cent atau 1.4% menjadi $3.9075 per bushel di CBOT, setelah sebelumnya meningkat hingga mencapai 6.4% menjadi $4.0975. Pada perdagangan kemarin, harga sempat menyentuh level $3.64 terendah untuk kontrak paling aktif sejak lebih dari 1 tahun. Jagung sempat melejit hingga $7.9925 pada 27 Juni.

Hasil panen jagung merupakan yang terbesar di US, nilainya mencapai $52.1 miliar di 2007.

KACANG KEDELAI – Melemah karena aksi spekulasi melemahnya ekonomi

Harga kacang kedelai pada perdagangan kemarin mengalami kejatuhan setelah laporan menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen di US mengalami kejatuhan hingga kelevel terendah di Oktober, yang memberikan signal turunnya pengeluaran dan permintaan untuk makanan hewan dan untuk penggunaan biofuel.

Harga kacang kedelai berjangka kontrak Januari ditutup jatuh 9.5cent atau 1.1% menjadi $8.88 per bushel di CBOT. Sebelumnya harga sempat melejit ke $9.59, yang merupakan level tertinggi sejak 9 Oktober. Kontrak paling aktif turun 46% dari rekor di $16.3675 pada 3 Juli.

Kacang kedelai merupakan hasil panen kedua terbesar US, nilainya mencapai $26.8 miliar. Panen kacang kedelai mencapai 2.938 miliar bushel, turun 1.5% dari 10 Oktober, cadangan inventori sebelum tahun depan diperkirakan akan mencapai 205 juta bushel, turun dari 220 juta menurut perkiraan bulan ini.

Penurunan harga juga dipicu oleh meningkatnya dollar, yang membatasi kemampuan membeli dari buyer luar negeri. Dollar telah meningkat sejak April 2006 dibandingkan kumpulan 6 mata uang utama lainnya.

27 negara Eropa, membeli 13% dari panen kecang kedelai di tahun lalu, sementara eksport US tercatat sebesar 43% di tahun 2007.

Senin, 27 Oktober 2008

BIJI-BIJIAN – Meningkat karena aksi speculative buying



Harga jagung berjangka mengalami peningkatan seiring dengan tren peningkatan harga komoditi karena aksi spekulasi pembelian ditengah situasi market yang kelebihan penjualan (oversold). Harga jagung kontrak Desember ditutup meningkat 12 ½ cent menjadi $3.85 1/4.

Sementara itu harga kacang kedelai ditutup meningkat hamper 30cent setelah sempat menyentuh $9 pada perdagangan senin karena peningkatan ekspor yang menunjukkan adanya peningkatan permintaan. Kontak November kacang kedelai ditutup meningkat $8.93 per bushel menjadi $29 ¼ cent, meningkat dari posisi terendah di $8.70.

Harga beras jenis gabah ditutup meningkat karena pasar mengalami rebound karena dukungan factor diluar pasar berupa penguatan di pasar saham. Spread trading menjadi kunci utama pada perdagangan senin kemarin, dan trader menambahkan posisi long di bulan November dan menambahkan posisi di januari. Harga kontrak beras ditutup meningkat 20 ½ cent menjadi $14.62 per hw dan kontrak Januari ditutup meningkat 23 ½ cent menjadi $14.91 ½.

KAKAO – Turun dipicu peningkatan Dollar

Harga kakao mengalami kejatuhan, yang merupakan kejatuhan terbesar sejak 2003, dipicu peningkatan biaya komoditi untuk pembeli luar negeri dikarenakan peningkatan Dollar terhadap UK pound. Dollar mengalami peningkatan 4.1% terhadap pound, yang merupakan peningkatan tertinggi sejak 6 tahun.

Kakao futures kontrak Desember ditutup jatuh $21 atau 1.1% menjadi $1.956 per mt di ICE, harga sempat menyentuh $1,867 yang merupakan level terendah untuk kontrak aktif sejak 26 Oktober 2007.

Kakao mengalami penurunan 6.8% pada minggu lalu dan mengalami kejatuhan 24% pada bulan ini.