Minggu, 14 Desember 2008

Minyak mentah melejit dipicu aksi spekulasi bailout



Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan dipicu spekulasi bahwa state mendukung untuk industri berat dan bank kemungkinan akan dibantu untuk mengatasi pelambatan pertumbuhan ekonomi global dan menjaga permintaan terhadap bahan bakar dan energy.

Kanada mempertimbangkan untuk memberikan dukungan keuangan untuk sector kehutanan dan pertambangan dan kan memberikan kontribusi untuk paket darurat yang ditawarkan US untuk industry pembuatan otomotif di Amerika Utara. Ireland kemungkinan akan investasi lebih dari $13.4 miliar di perbankan, sementara U.K mempertimbangkan pinjaman dan jaminan untuk bantuan bagi pembuatan mobil tersebut.

Kontrak Januari ditutup melejit 92cent atau 2% menjadi $47.20 per barel. Kontrak sempat jatuh $1.70 atau 3.5% menjadi $46.28 pada 12 Des setelah senat US menolak ajuan $14 miliar untuk paket darurat untuk industry pembuatan mobil. Harga jatuh 9.7% sebelum membaik setelah administrasi Bush menyatakan akan mengalokasikan $700 miliar dana bailout bank untuk membantu pembuat mobil tersebut memperoleh keringanan dalam jangka pendek.

Minyak jenis brent kontrak Januari melemah 41cent atau 0.9% menjadi $46 di ICE. Kontrak yang telah berakhir kemarin, jatuh 98cent atau 2.1% menjadi $46.41 pada 12 Des. Kontrak yang lebih aktif Februari melejit 1.1% menjadi $49.61. Harga jatuh 1.9% menjadi $49.08 pada 12 Des.

Kontrak New York turun 68% dari rekor pada 11 Juli di $147.27 dan menyentuh harga terendah selama 4 tahun pada 5 Des di $40.50. Harga melejit 13% minggu lalu dipicu rencana US melakukan rencana darurat sector otomotif dan Saudi Arabia-produsen terbesar di OPEC- yang akan berencana memotong produksi.

Permintaan global terhadap penggunaan minyak harian telah turun menjadi 85.8 juta barel di 2008, penurunan pertama sejak 1983. Perkiraan kenaikan yang hanya 0.5% untuk penggunaan bahan bakar di tahun depan, kemungkinan akan lenyap seiring dengan semakin dalamnya resesi.

Sementara itu, untuk membantu mengatasi dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat dan didorong penurunan harga minyak mentah dunia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan penyesuaian terhadap harga dua jenis bahan bakar minyak, menyusul merosotnya harga minyak dunia.

Harga premium diturunkan sebesar Rp 500 menjadi Rp 5.000 per liter. Sebelumnya, di awal bulan Desember, premium pun telah mengalami penurunan harga dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. Harga solar pun diturunkan, menjadi Rp 4.800, atau turun Rp 700 dari harga semula. Penyesuaian harga ini akan mulai diberlakukan mulai tanggal 15 Desember pukul 00.00.

Penurunan harga itu dilakukan setelah melihat penurunan harga minyak mentah dunia yang cukup tajam. Dengan penurunan harga ini diharapkan terjadi penurunan inflasi sebesar 0,3 persen hingga 0,5 persen sehingga daya beli masyarakat bisa terjaga dengan penurunan inflasi tersebut.

Tidak ada komentar: