Rabu, 17 Desember 2008

KAKAO- Melonjak hingga mencapai tertinggi dalam 11 minggu



Harga kakao di pasar spot Makasar melonjak Rp.1.517/kg atau 6.15% menjadi Rp.26.164/kg. kenaikan harga dipicu kenaikan harga kakao di pasar global dan melemahnya Rupiah.

Harga kakao di bursa berjangka ICE futures melonjak hingga melonjak level tertinggi sejak 11 minggu dipicu penurunan pasokan dari Pantai Gading-produsen terbesar di dunia – dan didorong juga penurunan Dollar.

Harga kakao yang diserahkan pada pelabuhan Pantai Gading mengalami kejatuhan 26% pada minggu yang berakhir 7 Des yang menunjukkan penurunan ekspor. Dollar ajtuh terhadap euro setelah Fed memotong suku bunganya, yang mendorong permintaan pada komoditi dan mendorong CRB index yang meliputi 19 raw material melonjak.

Kakao futures kontrak Maret melonjak $47 atau 1.8% menjadi $2,616 per mt di ICE.Harga sebelumnya sempat menyentuh $2,679 yang merupakan tertinggi untuk kontrak akti sejak September 29.

Rencana pemerintah untuk menempatkan Indonesia sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia mendapatkan tantangan. Produktiftas biji kakao Sulawesi, yang biasanya menyumbang 80 persen ekspor kakao Indonesia, akan menurun, sehingga kontribusi kakao Sulawesi terhadap ekspor nasional akan turun sepuluh persen. Akibatnya, produksi kakao Indonesia dikhawatirkan akan menurun dari 500.000 ton per tahun menjadi 460.000 ton per tahun.

Pada tahun 2005, pemerintah mencanangkan program revitalisasi pembangunan kakao dengan meningkatkan areal perkebunan kakao menjadi 1,4 juta hektar pada tahun 2020. Pemerintah juga akan mengupayakan agar produktifitas di lahan tersebut mencapai 1.750 kilogram per hektar per tahun.

Tanaman kakao pada umumnya mulai memproduksi seteleh berusia 2-3 tahun. Produksi terbesar baru dialami setelah pohon berusia 7-10 tahun. Saat ini, sebagian besar tanaman kakao petani di Sulawesi Selatan sudah berusia di atas 11 tahun, sehingga produktifitasnya jauh menurun.

Tidak ada komentar: