Kamis, 18 Desember 2008

MINYAK MENTAH- Tersungkur hingga dibawah $36



Harga minyak mentah pada perdagangan semalam tersungkur hingga dibawah $36 untuk pertama kali sejak Juni 2004 dipicu penurunan permintaan yang membuat pasokan minyak berlimpah dan melemahnya ekonomi yang membuat OPEC berusaha untuk menurunkan pasokan.


Kontrak minyak untuk penyerahan mendatang jatuh lebih sedikit dibandingkan dengan kontrak Januari dipicu besarnya storage minyak mentah di New York. DOE US menyatakan konsumsi akan melemah di tahun 2009 dipicu oleh resesi ekonomi. OPEC setuju untuk mengurangi out put hingga 2,46 juta barel per hari, atau terbesar dalam sejarah kartel minyak tersebut. Penurunan produksi berlaku per 1 Januari 2009.Rencana ini dengan harapan ekonomi akan membaik dalam 12 bulan mendatang dan pemotongan OPEC ini akan memberikan dampak pada waktu tersebut.


Minyak mentah kontrak Januari turun $3.84 atau 9.6% menjadi 36.22 per barel, terendah sejak 29 Juni 2004.Harga berjangka sempat menyentuh $35.98 selama sesi semalam.Minyak sudah tumbang 75% dari rekor $147.27 di 11 Juli. Kontrak Januari akan berakhir besok.


Kontrak Februari memiliki biaya $5.45 per barel lebih dari kontrak Januari.Kondisi ini merupakan premi terbesar antara dua kontrak aktif sejak 1986. Kondisi spread ini membuat trader minyak membeli dan storage untuk mengunci keuntungan dan menahan minyak untuk dijual pada 1 bulan dari sekarang.

Minyak kontrak Januari 2010, 53% lebih banyak dibandingkan delivery Januari 2009, yang meningkatkan peluang trader untuk mendapatkan keuntungan.Struktur harga ini, dimana harga secara berturut-turun lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dinamakan contango. Kondisi ini akan membut perusahaan meningkatkan cadangannya. Pasokan Minyak mentah US meningkat dalam 11 hingga 12 minggu lalu, dengan merujuk data DOE.

Volume dalam perdagangan elektronik mencapai 412.007 kontrak, sebelumnya hanya mencapai 664.140 kontrak kemarin, naik 31% dari rata-rata 3 bulan sebelumnya. Open interest kemarin mencapai 1.17 juta kontrak.

Penurunan harga yang berlanjut dipici melemahnya permintaan yang lebih tinggi dari pemotongan pasokan.Konsumsi minyak tahun depan diperkirakan akan turun 0.2% menjadi 85.68 juta barel perhari, sebagaimana dilaporkan OPEC pada 15 Des.DOE pada 9 Des menyatakan, permintaan global akan menurun hingga 0.5% menjadi 85.3 juta barel perhari.

Kondisi pasar minyak dunia saat ini lebih lemah dari yang diperkirakan. Setidaknya ada dua faktor yang memicu pelemahan pasar minyak kali ini.Pertama adalah penurunan permintaan yang sangat tajam akibat resesi ekonomi di seluruh dunia. Kedua adalah nilai tukar dolar AS yang masih sangat kuat terhadap euro.Penguatan US Dollar ini berpotensi menggerus dampak pemotongan produksi minyak.

Tidak ada komentar: