Minggu, 21 Desember 2008

OLEIN- Ditutup terus menurun sejak 1 minggu



Harga olein terus melemah, dan merupakan penurunan harga minyak goreng selama 1 minggu berturut-turut dipicu jatuhnya harga minyak mentah di pasar dunia yang memicu penurunan harga CPO. Penurunan harga minyak mentah dunia hingga posisi terendah sejak 1986 yang dipicu resesi global membuat minat terhadap permintaan biofuel menjadi tergerus. Penguatan tipis rupiah pada akhir minggu kemarin, juga sedikit menahan laju kenaikan harga kontrak olein untuk bulan spot.


Harga kontrak olein bulan Januari 2009 ditutup melemah Rp.25 atau 0,43% menjadi Rp.5.735/kg sementara kontrak Februari dan Maret meningkat tipis Rp.15 atau 0,26%, masing-masing ditutup pada harga Rp.5.710 dan Rp.5.715/kg. Pelaku pasar mengambil posisi jual dibulan spot seiring dengan tren penurunan harga CPO di Bursa Malaysia dan penguatan tipis rupiah. Untuk bulan yang jauh pelaku pasar nampaknya melakukan aksi short covering setelah pada beberapa hari sebelumnya selama 1 minggu harga sudah menurun sebanyak Rp.430/kg atau 7%.


Rupiah menutup akhir pekan ini dengan penguatan yang lumayan. Rupiah menguat sendirian di saat mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS dan turunnya pasar saham.Pada perdagangan valas pukul 17.00 WIB, Jumat (19/12/2008) rupiah menguat 100 poin ke posisi 10.900 per dolar AS. Rupiah hari ini sempat menguat hingga ke 10.820 per dolar AS.


Ada beberapa sentimen yang dimanfaatkan pelaku pasar seperti antisipasi deflasi yang kemungkinan terjadi di bulan Desember terkait penurunan harga premium dan solar. Serta turunnya harga minyak dunia di level US$ 36 per barel yang akan membuat biaya valas untuk impor minyak menurun.


Harga CPO di MDEX melemah selama 2 hari berturut-turut setelah harga minyak mentah terjerembab yang menjadi perhatian khusus bagi investor bahwa permintaan terhadap produk minyak tropis ini akan semakin berkurang untuk penggunaan bahan bakar alternative. Harga minyak jatuh pada posisi terendah $35.62 per barel pada minggu kemarin dipicu peningkatan stok dan skeptis pasar terhadap kemungkinan OPEC akan menyetujui pemotongan produksi.


Kontrak minyak sawit untuk delivery Maret mengalami kejatuhan 0.6% menjadi 1,536 ringgit ($443) per mt, yang merupakan terendah sejak 5 Des.Kontrak ini sudah turun sebesar 3.4% pada minggu ini. Penurunan harga juga dipicu peningkatan stok, di Malaysia sebagai produser kedua terbesar di dunia – setelah Indonesia- menanjak hingga mencapai rekor 2.27 juta ton di November, mengacu pada data dari Badan Minyak Sawit menyatakan out put menanjak hingga mencapai rekor 1.67 juta ton pada bulan ini.


Prediksi membaiknya harga masih kurang mendukung ditengah tingginya inventory, dan terlalu dini untuk kembali bullish. Rasio cadangan dengan penggunaan meningkat menjadi 1.68 di bulan November dari sebelumnya 1.56 di Oktober. Stok kemungkinan akan jatuh hingga masuk pada musim produksi rendah di paruh pertama 2009.

Permintaan terhadap minyak tropis secara tipikal akan melemah selama musim dingin di Northern Hemisphere. Minyak kedelai – rival utama – sudah 54% lebih mahal dibandingkan minyak sawit sebagai substitusi. Kontrak minyak kedelai bulan Maret jatuh 0.3% menjadi 30.59cent per pound di CBOT.

Tidak ada komentar: