Sabtu, 10 Januari 2009

Keuntungan dibalik aksi teroris Israel



Hingga aksi teror Israel ke Palestina memasuki hari ke 15 sudah lebih dari 800 jiwa warga Palestina tewas dan 1/3 diantaranya adalah anak-anak. Perhatian dunia pada aksi biadab ini sangat minim dan hanya fokus pada bantuan kemanusiaan, tanpa berdaya menghentikan agresi teroris ini sebagai sumber dari bencana kemanusiaan ini.

Politik dan perang memang memiliki logikanya sendiri. Kekuatan sumber daya merupakan fakor penting dalam melakukan bargaining position diantara pergaulan internasional.Ini politik bukan percintaan.

Pertanyaanya adalah, apakah PBB sudah kehilangan urgensinya ? sehingga sebuah tindakan biadab didepan mata nampak dibiarkan ?kenapa hanya fokus pada bantuan kemanusiaan ?

Banyak pihak sepertinya diuntungkan secara tidak langsung dengan serangan zionis Israel ini. kenaikan harga minyak mentah yang sempat menembus level $52 per barel memberikan keuntungan tersendiri bagi negara penghasil minyak, sepeti Arab Saudi dan UAE serta tentunya Amerika Serikat.

Dengan quota sekitar 9 juta barel/hari, maka secara rata-rata Arab Saudi telah mendapatkan keuntungan sekitar $126 juta dollar dalam 15 hari. Tentu angka ini sangat timpang dengan sumbangan Arab Saudi untuk Palestina yang diberitakan Metro TV hanya $4 juta.Kondisi yang serupa diperoleh oleh negara penghasil minyak lainnya.

Penikmat keuntungan berikutnya para spekulan yang "posisinya"menggantung diatas ketika harga melonjak di level tertingginya, dan spekulan minyak yang berkepentingan mendorong harga minyak ditengah kelesuan permintaan akibat krisis keuangan global.

Berita buruk di USA berupa melonjaknya angka pengangguran hingga menembus level tertinggi sejak 1954 memberikan tekanan pada harga minyak hingga turun lebih dari 5.6% ke harga $40.83 per barel.

Nampaknya berita buruk akan terus menghantui pergerakan harga minyak, dengan semakin dalamnya kriris ekonomi global yang akan menggerus permintaan ditengah pasokan yang tetap tinggi.

Dalam kondisi pasar seperti ini, maka hanyak faktor politik yang dapat diharapkan memicu harga minyak. Sepertinya "penikmat" perang ini berkepentingan atau paling tidak ragu-ragu untuk menghentikan serangan biadab Israel ini, hingga mereka mencapai tujuan ekonominya.

Bagi kita tentunya, secara moral agresi teroris Israel jelas memicu keprihatinan yang mendalam dan solidaritas persaudaraan Islam disisi lain secara ekonomi juga akan berdampak merugikan kepentingan ekonomi kita dengan melambungnya "carrying charges" dalam jangka panjang.

Untuk itu satu kata, hentikan agresi teroris Israel dan hukum penguasa Israel ke Mahkamah Internasional.