Selasa, 30 Desember 2008

Dampak Ekonomi serangan Israel ke Gaza



Serangan brutal Israel terhadap pendudukuk sipil Palestina, yang menewaskan 345 orang dan melukai lebih dari 1.400 penduduk Palestina di Gaza meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan mengancam pasokan minyak mentah yang memicu kenaikan harga minyak tanah ditengah demand yang terus merosot akibat krisis ekonomi global yang semakin dalam. Timur Tengah merupakan pemasok lebih dari 31% di pasar minyak mentah dunia.

Aksi teroris Israel sudah melonjakkan harga minyak hingga hampir 6% menjadi $40.02 per barel ditengah rencana OPEC yang akan memotong pasokan sebesar 2.46 juta barel perhari dibulan depan. Aksi terror Israel juga sudah membuat nilai Dollar melemah sebesar 1.4% terhadap euro menjadi $1.4128 per euro, dipicu ekspektasi melemahnya permintaan dollar di Timur Tengah karena menurunnya pasokan minyak dan aksi anti Amerika Serikat.

Sementara itu harga emas di Pasar internasional juga mengalami lonjakan hingga mencapai level tertinggi sejak 1 minggu dipicu aksi terorisme Israel yang membawa kekhawatiran pada pelaku pasar, sehingga menubruk emas sebagai alternative investasi yang lebih aman.

Harga emas kontrak Februari menanjak $23.20 atau 2.7% menjadi $871.20 per ons, yang merupakan lonjakan tertinggi sejak 17 Desember 2008. Harga emas sudah melonjak 6.4% pada bulan ini yang mengindikasikan meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi dan keamanan internasional.

Pada tahun ini, emas sudah menanjak 4%, dipicu ketertarikan investor yang mencari investasi menguntungkan ditengah melemahnya dollar dan rendahnya yield dari US Treasury jangka pendek yang tercatat jatuh dibawah 0 (nol).

Apabila aksi terorisme Israel ini tidak segera dihentikan, akan memunculkan gelombang kekerasan baru yang mengancam kondisi Timur Tengah khususnya dan keamanan dunia pada umumnya. Kondisi ini akan semakin menekan perekonomian dunia yang sedang dalam resesi yang sangat parah akibat bencana sector keuangan.

Kondisi kemanan yang rawan dan sektor keuangan yang krisis akan membuat investor semakin berlindung pada investasi yang aman seperti emas, sehingga akan semakin menahan laju investasi disektor ril. Kondisi ini tentunya merupakan kombinasi yang sangat membahayakan dalam menyongsong 2009. Aksi Israel ini telah menambah beban ekonomi dunia semakin berat dengan masuknya variable keamanan sebagai variable yang sangat penting.

Untuk itu sudah seharusnya masyarakat internasional menyerukan secara tegas dengan tindakan yang konkrit agar Israel menghentikan agresinya serta menyeret pelakunya pada Mahkamah Internasional sebagai pembunuh dan penjahat perang.

Selasa, 23 Desember 2008

EMAS – Melemah dipicu melemahnya komoditi dipicu inflasi



Harga emas pada perdagangan semalam ditutup melemah dipicu aksi spekulasi bahwa penurunan biaya komoditi akan akan meningkatkan harga logam mulia ini sebagai lawan inflasi.Emas dan Platinum juga tergelincir.


CRB index yang memuat 19 raw material melemah selama 5 sesi berturut-turut, hingga mencapai penurunan terbesar sepanjang tahun. Minyak mentah, bensin, jagung, kacang kedelai, gandum, tembaga semua tersungkur hingga mencapai rekor pada 2008. Emas mengalami penurunan 18% sepanjang waktu dari level tertinggi di $1,033.90.


Emas futures kontrak Februari melemah $13.20 atau 1.6% menjadi $834 per ons , sementara kontrak perak bulan Maret melemah 66.5cent atau 6.1% menjadi $10.95 per ons. Harga ini merupakan level terendah sejak 1 Des.


Emas mengalami rally 31% di 2007 disaat inflasi melonjak hingga kelevel tercepat dalam hampir dua decade.Consumer price mengalami kejatuhan 1.7% di November, hampir merupakan rekor terbesar dipicu tersungkurnya harga energi. Minyak mentah sudah terjerembab 74% dari rekor Juli.

Sementara itu Di BBJ pada perdagangan kemarin ditutup tanpa perubahan, kontrak Desember ditutup tetap pada harga Rp.294.000/gram.Sementara itu harga emas di pasar spot menurut Pt.Aneka Tambang, harga emas pada pagi ini diperdagangkan pada harga Rp.299.000, melemah Rp.2.000/gram atau 0.66%. Sementara itu harga perak juga melemah dan diperdagangkan pada harga Rp.3.701, atau melemah Rp.215 (5.49%).

Senin, 22 Desember 2008

KAKAO- Menanjak dipicu menurunnya pasokan



Harga kakao mengalami peningkatan tertinggi dalam 1 minggu seiring dengan focus perhatian pelaku pasar pada menurunya pasokan dari Pantai Gading sebagai penanam terbesar di Dunia. Harga kakao di tingkat petani Makasar mengalami peningkatan Rp.469/kg atau 2.36% menjadi Rp.20.344/kg .


Ekspor kakao dari Pantai Gading untuk pengapalan November mengalami kejatuhan 30% dari tahun sebelumnya.Pengapalan biji kakao jatuh 79.297 mt dari sebelumnya 113,193 ton, menurut data pasokan di Pelabuhan Abidjan dan San Pedro kemarin.


Kakao kontrak Maret menanjak 16pound atau 0.9% menjadi 1,806 pound ($2,706) di Liffe. Biji kakao menanjak 8.1% pada minggu ini, peningkatan terbesar sejak akhir minggu pada 21 Nov dan sudah mananjak 73% pada tahun ini.

Ekspor kakao dari Abidjan jatuh 31,864 ton dari 58,494 ton tahun sebelumnya, sementara di Barat San Pedro mengapalkan 47,433 ton, turun 54,699 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai ekspor produk kakao Indonesia dan turunannya diperkirakan akan mengalami penurunan pada kuartal IV-2008. Penyebabnya dipicu oleh permintaan yang mulai menurun di pasar internasional dan turunnya produksi kakao nasional.Selain itu, kasus-kasus default (gagal beli) dibeberapa negara tujuan ekspor menjadi pelengkap penurunan ekspor kakao Indonesia ke beberapa negara.

Menurut informasi Sekjen Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Kinerja ekspor kakao akan terpengaruh di kuartal terakhir dibandingkan dengan kuartal III, II dan I, akan drop sampai 30% hingga 40% secara value.Harga kakao masih cukup baik dan dapat diterima oleh para petani. Kisaran harga kakao sepanjang tahun 2008 ini berada dikisaran US$ 1700 per ton sampai US$ 2000 per ton.

Sekarang ini harganya US$ 2000 per ton walaupun sempat US$ 3000 per ton, petani masih senang sehingga tidak berada di posisi menahan, tapi posisi untuk menjual dan ptimistis kalau target ekspor kakao dan turunan pada tahun 2008 masih berada di kisaran US$ 1 miliar dengan volume tidak lebih dari 500.000 ton.

Para petani kakao termasuk yang paling beruntung karena masih mendapatkan perhatian pemerintah, ditandai dengan suntikan dana hingga Rp 2,7 triliun untuk peremajaan kebun atau revitalisasi kakao. Rencananya program ini akan berlangsung hingga 3 tahun sejak tahun 2009 nanti.

Program ini, efeknya secara volume pasti akan turun, luasnya sampai 200.000 hektar kemungkinan akan menurunkan produksi hingga 100.000 ton.Meskipun di titik lokasi perkebunan yang berada di luar sentra kakao seperti Papua, Nusa Tenggara, pada tahun depan sudah mulai ada tanaman baru yang akan berproduksi sebagai kompensasi dampak peremajaan perkebunan kakao di kawasan lain terutama Sulawesi.

Rencana pemerintah untuk menempatkan Indonesia sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia mendapatkan tantangan. Produktiftas biji kakao Sulawesi, yang biasanya menyumbang 80 persen ekspor kakao Indonesia, akan menurun, sehingga kontribusi kakao Sulawesi terhadap ekspor nasional akan turun sepuluh persen. Akibatnya, produksi kakao Indonesia dikhawatirkan akan menurun dari 500.000 ton per tahun menjadi 460.000 ton per tahun.

Pada saat ini, areal kopi dan kakao telah menyebar ke seluruh Indonesia, masing-masing seluas 1,2 juta hektare dan 900 ribu hektare. Pusat produksi kopi terutama di Sumatera dan Jawa. Sedangkan kakao tersebar di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.


KOPI- Menurun dipicu melemahnya permintaan



Harga kopi di tingkat petani Lampung mengalami penurunan tipis dipicu penguatan Rupiah dan tren penurunan harga kopi di pasar dunia sebagai respon dari penurunan permintaan karena penguatan Dollar yang mengurangi minat investor pada komoditi dengan basis harga Dollar.

Harga kopi di Lampung mengalami penurunan Rp.85/kg atau 0,54% menjadi Rp.15.682/kg.Sementara itu harga kopi di bursa berjangka ICE mengalami kejatuhan untuk pertama kali dalam empat sesi dipicu reboundnya dollar yang membuat investor mengurangi minatnya untuk membeli komoditi ini. Greenback menguat 2.7% terhadap kumpulan 6 mata uang utama dunia, melanjutkan gain 0.7% kemarin. CRB index yang memuat 19 raw material jatuh selama 3 hari perdagangan.

Kopi arabika kontrak Maret ditutup melemah 1.55cent atau 1.4% menjadi $1.1095 per pound.Harga tergelincir 1.1% pada minggu ini dan sudah turun 195 pada tahun ini. Di London,Kopi Robusta untuk kontrak Januari jatuh $60 atau 3.2% menjadi $1,801 per mt.


Krisis global dan turunnya harga kopi dunia berimbas pada jatuhnya harga kopi lokal untuk pasar ekspor Indonesia. Jika keadaaan ini berlanjut hingga akhir 2008 maka target penjualan senilai 575 juta dollar AS tidak akan terpenuhi.

Saat ini harga kopi Robusta turun menjadi 1,5 dollar AS per kg padahal sebelum krisis global mencapai 2,3 dollar AS per kg.

Sementara itu Peringkat ekspor kopi Indonesia yang saat ini di urutan ketiga terbesar dunia, bakal terancam turun di posisi empat. Tingginya produksi kopi Nigeria bakal menyalip posisi Indonesia.Posisi ekspor kopi Indonesia berada setelah Brasil di urutan pertama dan Vietnam di tingkat kedua. Vietnam juga sebelumnya ada di bawah Indonesia. Sedangkan Nigeria saat ini masih nangkring di posisi empat.

Indonesia pernah menjadi eksportir nomor dua setelah Brasil, setelah itu tahun berikutnya disalip Vietnam menjadi nomor tiga, sekarang kini terancam menjadi nomor 4 tergeser oleh Nigeria. Indonesia , tidak mengalami penurunan produksi, karena tingkat ekspor dan konsumsi juga meningkat.

Turunnya peringkat ekspor kopi Indonesia lebih karena para pengusaha tidak memiliki asosiasi sehingga kurang mendapat informasi-informasi terbaru di industri ini. Pemerintah menilai, masalah ini menyangkut dua hal yakni struktur industri dan modal yang dialami pengusaha besar maupun kecil. Selain itu juga karena struktur industri yang tidak adanya keterkaitan (linkage) antara hulu dan hilir.

Minggu, 21 Desember 2008

OLEIN- Ditutup terus menurun sejak 1 minggu



Harga olein terus melemah, dan merupakan penurunan harga minyak goreng selama 1 minggu berturut-turut dipicu jatuhnya harga minyak mentah di pasar dunia yang memicu penurunan harga CPO. Penurunan harga minyak mentah dunia hingga posisi terendah sejak 1986 yang dipicu resesi global membuat minat terhadap permintaan biofuel menjadi tergerus. Penguatan tipis rupiah pada akhir minggu kemarin, juga sedikit menahan laju kenaikan harga kontrak olein untuk bulan spot.


Harga kontrak olein bulan Januari 2009 ditutup melemah Rp.25 atau 0,43% menjadi Rp.5.735/kg sementara kontrak Februari dan Maret meningkat tipis Rp.15 atau 0,26%, masing-masing ditutup pada harga Rp.5.710 dan Rp.5.715/kg. Pelaku pasar mengambil posisi jual dibulan spot seiring dengan tren penurunan harga CPO di Bursa Malaysia dan penguatan tipis rupiah. Untuk bulan yang jauh pelaku pasar nampaknya melakukan aksi short covering setelah pada beberapa hari sebelumnya selama 1 minggu harga sudah menurun sebanyak Rp.430/kg atau 7%.


Rupiah menutup akhir pekan ini dengan penguatan yang lumayan. Rupiah menguat sendirian di saat mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS dan turunnya pasar saham.Pada perdagangan valas pukul 17.00 WIB, Jumat (19/12/2008) rupiah menguat 100 poin ke posisi 10.900 per dolar AS. Rupiah hari ini sempat menguat hingga ke 10.820 per dolar AS.


Ada beberapa sentimen yang dimanfaatkan pelaku pasar seperti antisipasi deflasi yang kemungkinan terjadi di bulan Desember terkait penurunan harga premium dan solar. Serta turunnya harga minyak dunia di level US$ 36 per barel yang akan membuat biaya valas untuk impor minyak menurun.


Harga CPO di MDEX melemah selama 2 hari berturut-turut setelah harga minyak mentah terjerembab yang menjadi perhatian khusus bagi investor bahwa permintaan terhadap produk minyak tropis ini akan semakin berkurang untuk penggunaan bahan bakar alternative. Harga minyak jatuh pada posisi terendah $35.62 per barel pada minggu kemarin dipicu peningkatan stok dan skeptis pasar terhadap kemungkinan OPEC akan menyetujui pemotongan produksi.


Kontrak minyak sawit untuk delivery Maret mengalami kejatuhan 0.6% menjadi 1,536 ringgit ($443) per mt, yang merupakan terendah sejak 5 Des.Kontrak ini sudah turun sebesar 3.4% pada minggu ini. Penurunan harga juga dipicu peningkatan stok, di Malaysia sebagai produser kedua terbesar di dunia – setelah Indonesia- menanjak hingga mencapai rekor 2.27 juta ton di November, mengacu pada data dari Badan Minyak Sawit menyatakan out put menanjak hingga mencapai rekor 1.67 juta ton pada bulan ini.


Prediksi membaiknya harga masih kurang mendukung ditengah tingginya inventory, dan terlalu dini untuk kembali bullish. Rasio cadangan dengan penggunaan meningkat menjadi 1.68 di bulan November dari sebelumnya 1.56 di Oktober. Stok kemungkinan akan jatuh hingga masuk pada musim produksi rendah di paruh pertama 2009.

Permintaan terhadap minyak tropis secara tipikal akan melemah selama musim dingin di Northern Hemisphere. Minyak kedelai – rival utama – sudah 54% lebih mahal dibandingkan minyak sawit sebagai substitusi. Kontrak minyak kedelai bulan Maret jatuh 0.3% menjadi 30.59cent per pound di CBOT.