Kamis, 27 November 2008

KAKAO- Menanjak dipicu penurunan pasokan



Harga kakao menanjak hingga keposisi tertinggi hampir 3 bulan dipicu aksi spekulasi menurunya pasokan yang mendorong pasar pada posisi deficit. Sementara itu kopo robusta dan gula putih juga ikut menanjak.

Harga kakao pada minggu ke 4 di Indonesia juga mengalami lonjakan dibandingkan harga pada minggu ke 3 bulan November ini, dipengaruhi tren kenaikan harga kakao di pasar dunia. Harga kakao yang unfermented di Kab.Kolaka meningkat Rp.2.000/kg atau 13.33% menjadi Rp.17.000/kg, sementara yang fermented di Kab.Aceh Tengah meningkat Rp.3.000/kg atau17.65% menjadi Rp.20.000/kg.

Pemerintah Indonesia memutuskan akan memacu peremajaan tanaman kakao untuk mengatasi krisis global yang berdampak pada anjloknya harga kakao. Saat harga minyak mentah meroket, harga kakao sempat menyentuh Rp 25.000/kg namun setelah terjadi krisis global, harga komoditi itu anjlok menjadi Rp. 17.000 /kg.

Revitalisasi kakao akan diikuti upaya perluasan pasar ekspor ke negara selain Amerika dan Eropa, serta penguatan pasar domestik.Produksi kakao Indonesia – penanam terbesar ke tiga di dunia- diperkirakan akan tidak tercapai.

Produksi kakao akan berlari lebih cepat dibandingkan permintaan sebesar 21.000 mt selama musim 2008-2009, lebih sedikit separohnya dibandingkan ekspektasi bulan lalu dikarenakan terjadinya pemotongan out put di Afrika dan Asia. Diperkirakan akan terjadi pengurangan produksi pada periode itu menjadi 3.71 juta ton dari rencana semula bulan Oktober sebesar 3.76 juta ton.

Jika pasokan semakin tidak menentu, maka focus pasar akan lebih banyak ke Indonesia dibandingkan dengan Afrika Barat.Pengamatan di Indonesia, produksi akan sangat dipengaruhi oleh rencana peremajaan pohon dan gangguan hama yang akan mengurangi out put produksi dari Sulawesi.

Kontrak kakao bulan Desember mengalami lonjakan 35 pound atau 2.2% menjadi 1,625 pound ($2,502) per ton di Liffe London, yang merupakan harga penutupan tertinggi sejak 29 Agustus. Kakao meningkat 11% pada minggu lalu, lompatan terbesar sejak September 2001 dan sudah menanjak 56% pada tahun ini.

Sementara itu harga kopi robusta di Kab.Nunukan menanjak Rp.2.000/kg atau 11.11% menajadi Rp.20.000/kg sementara Kopi Arabika meningkat Rp.4.000/kg atau 40% menjadi Rp.14.000/kg dibandingkan dengan harga pada minggu ke 3 November.

Di Liffe harga kopi robusta berjangka kontrak Januari meningkat $48 atau 2.4% menjadi $2,015 per ton.Sementara gula putih kontrak Maret menanjak $5.40 atau 1.7% menjadi $333 per ton.

Tidak ada komentar: